Dilansirdari Encyclopedia Britannica, manfaat apa yang dapat diperoleh guru saat konsep pembelajaran terpadu dilakukan meningkatkan profesionalisme guru. Kami sarankan juga untuk membaca artikel yang bermanfaat lainya seperti Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata
Keluaran(output) pendidikan adalah hasil belajar (prestasi belajar) yg merefleksikan seberapa efektif proses belajar mengajar diselenggarakan. Ada 3 aspek yang dinilai dalam penilaian hasil pembelajaran yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotrik. E. KRITERIA PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN.
Evaluasidapat dilakukan secara terus menerus, berkala dan atau sewaktu-waktu pada saat sebelum, sedang dan atau setelah program dilaksanakan. Evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, apakah program sesuai dengan rencana, dan atau dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan.
PEMBAHASANTeori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefenisikan sebagai integrasi prinsip-prinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam
MATERI5. A. HAKIKAT DAN FAKTOR – FAKTOR DALAM PEMILIHAN METODE MENGAJAR. Metode secara harfiah berasal dari bahasa yunani yaitu methodos, yang artinya jalan/cara. Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang berisi prosedur baku untuk elaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada
Vay Nhanh Fast Money. Bapak/Ibu guru, apakah hal penting yang harus dipersiapkan sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar? Betul sekali, rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP adalah sebuah dokumen penting yang berisi gambaran bagaimana suatu pembelajaran akan dilakukan selama satu kali pertemuan, satu semester, atau lebih. RPP ini biasanya disiapkan oleh guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran di sekolah. Mengapa guru harus menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran ini? Apa tujuannya? Bagaimana cara membuat RPP? Yuk, simak ulasan berikut. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP adalah sebuah dokumen yang berisi gambaran atau rencana pembelajaran yang akan dilakukan selama satu kali pertemuan, satu semester, atau lebih. RPP juga bisa diartikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP ini disusun langsung oleh guru pengampu mata pelajaran sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar. Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ini, guru harus memperhatikan setiap komponen penting yang harus terdapat dalam RPP. Pasalnya, RPP yang bermutu sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dalam kerangka dasar kurikulum. Oleh karena itu, kemampuan menyusun RPP ini menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru saat ini. Mengapa Guru Harus Membuat dan Mengembangkan RPP? RPP tidak hanya sekedar rencana pembelajaran saja. Ada berbagai manfaat yang bisa guru dapatkan dari membuat dan mengembangkan RPP. Dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 disebutkan bahwa dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lengkap dan sistematis, pembelajaran dapat berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, beberapa manfaat ini juga bisa didapatkan dari kegiatan menyusun dan mengembangkan RPP. 1. Pembelajaran menjadi lebih tersistematis Adanya RPP membuat guru merasa lebih terarah dalam merancang metode pembelajaran yang lebih sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini tentu akan membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih senang dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 2. Lebih mudah dalam menganalisis keberhasilan belajar siswa Rencana pelaksanaan pembelajaran juga memudahkan guru dalam menganalisis keberhasilan siswa dalam belajar di sekolah. Sebab, dalam RPP terdapat butir penilaian yang akan diberikan pada siswa. Melalui butir-butir penilaian inilah guru dapat melihat apakah tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh siswa atau belum. 3. Lebih mudah dalam menyampaikan materi Manfaat lain yang dapat diperoleh dari menyusun dan mengembangkan RPP adalah memudahkan guru dalam menyampaikan materi. Dengan RPP, guru dapat mengetahui berapa pertemuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu materi pembelajaran. Selain itu, RPP juga memudahkan guru untuk mengetahui penyampaian materi mana yang berjalan kurang efektif sehingga bisa segera diperbaiki. 4. Dapat mengatur pola pembelajaran dengan baik Tak semua materi pembelajaran dapat diselesaikan dalam satu kali pertemuan, terutama jika materi yang diajarkan cukup banyak dan sulit untuk dipahami siswa. Dalam kondisi seperti ini, mungkin diperlukan dua kali pertemuan. Nah, dengan adanya RPP, guru dapat merancang pola penyampaian materi dengan lebih mudah. Misalnya, pertemuan pertama membahas dasar-dasar materi dulu, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan yang lebih detail pada pertemuan selanjutnya. 5. Menjadi bahan evaluasi pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Misalnya, apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai, apakah pembelajaran sudah berjalan dengan baik, atau apakah siswa sudah mengikuti dan memahami pembelajaran dengan baik. Jika berdasarkan hasil evaluasi ini ternyata diperoleh hasil bahwa pembelajaran belum berlangsung dengan baik, guru dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya sehingga hal yang sama tidak akan terulang kembali di pembelajaran selanjutnya. Tujuan RPP Pada dasarnya, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk merancang pengalaman belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dilansir dari Jurnal HIKARI Universita Negeri Surabaya, menurut Kunandar 2011, ada dua tujuan penyusunan RPP, yaitu Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar mengajar Menyusun RPP secara profesional, sistematis dan berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana. Komponen Utama RPP Berikut adalah beberapa komponen utama yang harus tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 1. Identitas mata pelajaran Bagian identitas mata pelajaran, terdiri dari Satuan pendidikan Kelas Semester Program/program keahlian Mata pelajaran Jumlah pertemuan 2. Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. 3. Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator dalam suatu pelajaran. 4. Indikator pencapaian kompetensi Komponen berikutnya yang harus terdapat dalam RPP adalah indikator pencapaian kompetensi. Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi ini dideskripsikan dengan menggunakan kata kerja operasional yang diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran dalam RPP harus dapat menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6. Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7. Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi dasar dan beban belajar. 8. Metode pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik dalam mencapai kompetensi belajar. Pemilihan metode pembelajaran ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 9. Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. 10. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. 11. Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. Langkah-langkah menyusun RPP Adapun langkah-langkah dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut. Menuliskan nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu jam pertemuan. Menuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai standar isi. Menuliskan indikator dari kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan/atau diobservasi. Mencantumkan tujuan dari pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran ini diambil dari indikator pencapaian kompetensi dasar. Mencantumkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan yang ditulis sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi dasar dari setiap materi pembelajaran. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. Menentukan sumber belajar, alat, atau bahan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Menentukan penilaian hasil belajar yang terdiri dari teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Merumuskan kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada bagian pendahuluan terdiri dari berdoa bersama dan guru mengabsen siswa, pada bagian inti terdiri dari guru menjelaskan tentang pengertian sistem pencernaan manusia dan bagian-bagiannya, sementara pada bagian penutup terdiri dari siswa mengemukakan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah diikuti dan melakukan penilaian hasil belajar. Contoh RPP Untuk memudahkan Bapak/Ibu guru dalam menyusun RPP, berikut adalah contoh penyusunan RPP. Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran harian Image source Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan Image source Contoh rencana pelaksanaan pembelajaran bulanan Rencana pelaksanaan pembelajaran bulanan adalah sekumpulan materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa selama satu semester. Berikut adalah contoh rencana pelaksanaan pembelajaran bulanan dari salah satu materi pembelajaran. Image source Itulah pembahasan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Semoga dapat memudahkan Bapak/Ibu guru dalam menyusun RPP.
Pengertian proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu obyektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta ketrampilan aspek psikomotor seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya. Pembelajaran biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya mentransformasikan ilmu kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai. Melalui pembelajaran peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan. Dengan demikian, unsur kesengajaan melalui perencanaan oleh pihak guru merupakan ciri utama pembelajaran. Upaya pembelajaran yang berakar pada pihak guru dilaksanakan secara sistematis yaitu dilakukan dengan langkah-langkah teratur dan terarah secara sistematik. yaitu secara utuh dengan memperhatikan berbagai aspek. Maka konsep belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang berproses dalam suatu sistem. Jadi, dapat disimpulkan bahwa fungsi pembelajaran secara umum adalah merangsang dan menyukseskan proses belajar dan untuk mencapai tujuan, Sedangkan fungsi belajar adalah dapat memanfaatkan semaksimal mungkin sumber belajar untuk mencapai tujuan belajar, yaitu terjadinya perubahan dalam diri peserta didik. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai konsep belajar dan mengajar pembelajaran, berikut dipaparkan kedua konsep itu. Pengertian Belajar Banyak Definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan, diantaranya yaitu M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara sadar disengaja dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Menurut Kimble dan Garmezi sebagaimana dikutip Nana Sudjana bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan. James O. Wittaker menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan Winkel mengartikan belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan atau skill, kebiasaan, atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif. Dari definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan melalui pengalaman dan latihan yang dilakukan manusia selama hidupnya melalui kegiatan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan kata lain, belajar itu akan menjadi lebih baik jika subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Jadi, dengan proses belajar itu manusia akan mengalami perubahan secara menyeluruh meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah. Orang dapat belajar meski tidak ada seorang pun yang mengajar. Apa yang ia pelajari dan kerjakan akan sangat bergantung kepada kebutuhan dan motivasinya. Kebutuhan dan motivasi seseorang menjelma menjadi tujuan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, belajar itu berorientasi kepada tujuan si pembelajar. Sedangkan fungsi guru atau orang lain dapat mengarahkan belajar, menyajikan bahan pelajaran, dan dapat mendorong seseorang untuk belajar. Menurut Ilmu Jiwa Daya, belajar adalah usaha melatih dayadaya agar berkembang sehingga dapat berpikir, mengingat, dan teori ini jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti daya berpikir, mengingat, perasaan, mengenal, kemauan, dan sebagainya. Daya–daya tersebut berkembang dan berfungsi jika dilatih dengan bahan-bahan dan cara-cara tertentu. Menurut teori Ilmu Jiwa Asosiasi, belajar berarti membentuk hubungan-hubungan stimulus respon dan melatih hubungan-hubungan tersebut agar bertalian dengan erat. Pandangan teori ini dilatarbelakangi oleh pendapat bahwa jiwa manusia terdiri dari asosiasi berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa. Asosiasi tersebut dapat terbentuk karena adanya hubungan antara stimulus dan respon. Menurut teori Ilmu Jiwa Gestalt, belajar ialah mengalami, berbuat, bereaksi, dan berpikir secara kritis. Pandangan ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa jiwa manusia bukan terdiri dari elemen-elemen, tetapi merupakan satu sistem yang bulat dan berstruktur. Jiwa manusia hidup dan di dalamnya terdapat prinsip aktif di mana individu selalu cenderung untuk beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dari beberapa definisi belajar di atas, nampak adanya beberapa perbedaan, namun pada substansinya ada kesamaan pandangan tentang bagaimana usaha mengaktifkan berpikir, bereaksi, dan berbuat terhadap suatu obyek yang dipelajari melalui berbagai aktivitas sehingga timbul suatu pengalaman baru dalam diri seseorang. Pengertian Mengajar Menurut Nana Sudjana mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Sardiman AM mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa/subyek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku dan kesadaran diri sebagai pribadi. Dari definisi mengajar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi pokok dalam mengajar adalah menyediakan kondisi yang kondusif, sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya, dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah. Konsep mengajar ini memberikan indikator bahwa pengajaran lebih bersifat pupil centered sehingga tercapailah suatu hasil yang optimal. Dengan kata lain, tercapainya hasil pembelajaran sangat dipengaruhi oleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran harus terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik. Interaksi itu dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah interaksi edukatif. Menurut Syaiful Bahri Djamarah interaksi edukatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut Mempunyai tujuan. Tujuan dalam interaksi edukatif adalah untuk membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud interaksi edukatif sadar akan tujuan dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian sedangkan unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung. Mempunyai prosedur yang direncanakan. Agar dapat mencapai tujuan secara operasional maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain mungkin akan membutuhkan prosedur dan desain yang berbeda-beda. Ditandai dengan penggarapan materi khusus. Dalam hal materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untukmencapai tujuan. Dalam hal ini perlu memperhatikan komponen-komponen pengajaran yang lain, seperti tingkat perkembangan anak didik. Materi harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi edukatif. Ditandai dengan aktivitas siswa. Sebagai konsekuensi bahwa siswa merupakan sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisik maupun mental. Peranan guru di sini hanya sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan siswa dan memberikan motivasi untuk mencapai hasil yang optimal. Guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi edukatif yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses interaksi edukatif, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh siswa. Membutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi edukatif diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh guru maupun siswa. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi, langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin. Mempunyai batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem klasikal, batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditingggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan harus sudah tercapai. Diakhiri dengan evaluasi. Dari seluruh kegiatan tersebut, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai atau tidak tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Kita mengenal banyak jenis tes yang dilaksanakan di sekolah, misalnya tes seleksi, tes penempatan, pre tes-post tes, tes formatif, tes diagnostik, tes sumatif, dan tes unjuk kerja. Jenis-jenis tes tersebut dimaksudkan untuk menyeleksi atau memilih calon yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program, dengan demikian tes seleksi akan digunakan untuk menghasilkan calon-calon terpilih yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program sesuai dengan kemampuannya. Daftar Isi Pentingnya mengetahui kemajuan peserta didik Manfaat hasil penilaian formatif, sumatif, diagnostik, dan penempatan bagi guru dan peserta didik Penilaian Formatif Penilaian Sumatif Penilaian Diagnostik Pentingnya mengetahui kemajuan peserta didik Di dalam konteks pembelajaran sistem evaluasi menjadi tolak ukur untuk manilai sejauh mana pemahaman sisiwa terhadap materi yang diajarkan, yang dimana sistem evaluasi tidak hanya berbentuk tugas, mid atau ulangan melainkan juga guru-guru menilai siswa dari segi afektif, kongnitif dan psikomotorik. Ketiga hal tersebut adalah sistem penilaian dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan di dalam pembelajaran, di dalam melakukan evaluasi harus berdasarkan aspek kompetensi karea tujuan yang ingin dicapai dari suatu materi tersebut itulah yang perlu di evaluasi. Setiap orang memiliki yang namanya penilaian terhadap dirinya masing-masing atau dinilai oleh orang lain, begitu halnya dengan sekolah cara menilai peserta didik sangatlah banyak misalkan cara bertutur sapa, cara bertanya apakah mereka itu memiliki tata kerama dalam hal tersebut. Tetapi biasanya orang melakukan penilain dalam sekolah itu setelah tejadinya ulangan atau sistem tes yang dilakukan secara formal di sekolah dan harus mampu untuk mencapai target yang telah ada atau yang telah di tentukan oleh sekolah. Jika target yang ditentukan di bawah standar maka akan menyulitkan peserta didik dan guru dalam penilaian, namun guru juga mampunyai arsip peserta didik seperti kumpulan-kumpulan tugas atau penilain-penilaian yang telah di lakukan sebelumnya. Jika penilaian yang dilakukan oleh seorang guru sesaui dengan apa yang ada maka mungkin banyak peserta didik yang tidak lulus, maka guru berusah untuk mendongkrak dengan berbagai cara misalnya melakukan les agar bisa menunjang keberhasilan peserta didik . Guru juga melakukan penilaian pada saat tertentu misalnya pada saat quiz maka kita sebagai peserta didik harus pintar-pintar mencari peluang agar bisa mendapatkan nilai. Jika sorang guru itu melemparkan pertanyaan maka kesempatan kita sebagai peserta didik untuk berusaha untuk menjawab agar kita mendapatkan nilai. Guru juga berusaha menilai bagaimana hasil kerja dari peserta didik, misalnya jika melakukan wawancara maka peserta didik di ajarkan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah di kerjakan dan mereka harus mampu untuk melakukannya karena pada saat itu guru melakukan penilaian bagaimana cara kita presentasi apakah sudah memahami materi yang akan disampaikannya. Setiap guru memiliki prinsip yang berbeda-beda dalam menilai, banyak guru yang melakukan ulangan lisan, ulangan tulis, ada quiz, presentasi, dll. Guru memiliki hak menilai peserta didiknya sebagainya yang di inginkan, jika ada si penanya maka guru itu berhak memberikan nilai sesuai dengan tata krama yang dilakukan oleh sisiwa. Setiap penilaian yang di lakukan guru itu selalu sesuai dengan yang di lakukan oleh peserta didik dan peserta didik juga mengetahui bagaimana sikap yang telah di tunjukan kepada guru atau bagaimana caranya dalam pembelajaran apakah dirinya sudah aktif atau belum, jadi peserta didik bisa menginstropeksi diri dari hasil penilaian yang di berikan oleh gurunya. Di dalam sistem evaluasi guru tidak secara langsung memberitahukan kepada para siswa bahwa guru itu kan menilai mereka, namun kita sebagai peserta didik harus memahami itu sehingga kita mendapatkan nilai, sebagai guru kita harus berusaha untuk memberikan masukan kepada peserta didik agar mereka selalu akatif dalam proses pembelajaran, dan jika di antara mereka ada yang belum aktif maka sebagai guru kita harus memberikan motivasi untuk siswa tersebut agar mampu aktif seperti teman-temanya yang lain agar bisa mendaptkan nilai yang sama dengan temannya. Sebagai guru juga harus pandai-pandai dalam memberikan niai terhadap peareta didik karena guru memberikan nilai kepada pasarta didik sesuai dengan yang di lakukan oleh siswa, proses belajar mengajar tidak akan pernah bisa di lihat haisilnya apabila guru tidak melaksanakan evaluasi. Setiap sekolah harus melakukan evaluasi, kerena dengan evaluasi guru mampu mengetahui kekurangan serta kelebihan yang di miliki peserta didik serta guru mampu mengetahui metode yang harus di gunakan dalam mengajar agar peserta didik mudah untuk memahami pelajaran yang disampaikan. Guru yang baik adalah mampu melaksanakan evaluasi berdasarkan materi yang diberikan kepada peserta didik sehingga dalam sistem evaluasi memudahkan guru, guru akan lebih mudah mengetahui peserta didik yang belum memahami pembelajaran yang di sampaikan sesui dengan sistem evaluasi yang dilakukannya. Dalam menyampaikan materi guru tidak hanya menegevaluasi peserta didik dalam tingkah lakunya saja melainkan mengevaluasi peserta didik dalam segi apakah peserta didik itu sudah mampu untuk menguasai materi yang telah di sampaikan oleh evaluasi juga dilakukan kepada seorang guru untuk melihat apakah guru tersebut sudah maksimal atau sebaliknya dalam menyampaikan materi pembelajran kepada peserta didik. Adapun disini fungsi dari evaluasi itu sendiri yaitu 1. Sebagai alat untuk mengetahiu tingkat kemampuan peserta didik2. Sebagai suatu sisitem untuk mengetahui kekukarangan dan kelemahan peserta didik dalam belajar3. Dengan evaluasi guru juga lebih memotivasi belajr peserta didik dan4. Sebagai bukti pada orang tua atau wali murid agar mengetahui tingkat kemampuan dari anaknya juga lebih memotivasi anaknya agar lebih giat belajar. Oleh kerena itu evaluasi sangatlah penting dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didiknya, sehingga bisa mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik apakah sudah maksimal atau sebaliknya. Manfaat hasil penilaian formatif, sumatif, diagnostik, dan penempatan bagi guru dan peserta didik a. Penilaian Formatif Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. Sudijono, 2005 71. Sehingga penilaian formatif adalah aktivitas guru dan siswa yang dimaksudkan untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung. Penilaian ini akan memberikan umpan balik bagi penyempurnaan program pembelajaran mengetahui dan mengurangi kesalahan yang memerlukan perbaikan. Tes formatif dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran atau belum. Hasil penilaian formatif ini bermanfaat bagi guru dan siswa. Manfaat bagi guru yaitu guru akan mengetahui sejauh mana bahan pelajaran dikuasai dan dapat memperkirakan hasil penilaian sumatif. Jika guru mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran, maka guru dapat membuat keputusan, apakah suatu materi pembelajaran perlu diulang atau tidak. Jika harus diulang, guru juga harus memikirkan strategi pembelajaran yang akan ditempuh. Penilaian formatif merupakan penilaian hasil belajar dari kesatuan-kesatuan kecil materi pelajaran. Beberapa hasil penilaian formatif dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memperkirakan penilaian sumatif. Manfaat bagi siswa yaitu mengetahui susunan tingkat bahan pelajaran, mengetahui butir-butir soal yang sudah dikuasai, dan butir-butir soal yang belum dikuasai. Hal ini merupakan umpan balik yang sangat berguna bagi siswa, sehingga dapat diketahui bagian-bagian yang harus dipelajari kembali secara individual. b. Penilaian Sumatif Penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja siswa. Kegiatan penilaian ini dikakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai. Penilaian sumatif digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada akhir kursus atau program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian keseluruhan siswa secara sistematis. Penilaian sumatif berkaitan dengan menyimpulkan prestasi siswa, dan diarahkan pada pelaporan di akhir suatu program studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara langsung pada pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar. Fungsi penilaian sumatif yaitu pengukuran kemampuan dan pemahaman siswa, sebagai sarana memberikan umpan balik kepada siswa, untuk memberikan umpan balik kepada staf akademik sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran, akuntabilitas dan standar pemantauan staf akademik, dan sebagai sarana untuk memotivasi siswa. Manfaat tes sumatif 1. Bagi Siswa Tes sumatif bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran. Setelah siswa mengikuti tes sumatif maka hasilnya harus segera diberitahukan kepada siswa yang bersangkutan agar mereka dapat mengetahui sejauh mana prestasi atau tingkat kemampuan dia dalam mata pelajaran tersebut. 2. Bagi guru Walaupun proses pembelajaran telah diupayakan untuk diperbaiki berdasarkan hasil tes formatif tetapi tetap saja dimungkinkan bahwa pada saat tes sumatif terdapat sejumlah siswa yang belum dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru dapat mengetahui sejauh mana bahan yang diajarkan sudah diterima oleh siswa, serta mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa c. Penilaian Diagnostik Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan anak didik dan faktor-faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan pada suatu keperluan seperti remidial dalam evaluasi pengajaran. Sasaran utama tes diagnostik belajar untuk menemukan kekeliruan-keleiruan atau kesalahan konsep dan kesalahan proses yang terjadi dalam diri siswa tatkala mempelajari suatu topik belajar tertentu. Misalnya pada berhitung, perhatian lebih ditujukan pada kemampuan dalam melakukan proses perhitungan dan memahami konsep dasar tentang penjumlahan atau pengurangan daripada hasil akhir yang diperoleh siswa. Dua unsur yang mempunyai peran penting hasil tes diagnostik belajar yaitu guru dan anak didik. Yaitu, guru memerlukan informasi dari hasil tes diagnostik sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk memperbaiki cara mengajarnya. Apabila diketahui bahwa ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari suatu topik tertentu, terutama topik-topik yang esensial, maka guru perlu menyajikan tes diagnostik, menganalisis hasilnya, mengintrospeksi cara mengajar, mencari sebab-sebabnya dan mengupayakan perbaikan atau penyesuaian cara mengajar dengan jenis materi yang diajarkannya. Penggunaan metode mengajar yang tepat untuk materi belajar mengajar tertentu merupakan keharusan bagi guru agar mencapai hasil mengajar yang optimal. Tidak setiap metode mengajar berlaku tepat dan efektif untuk semua materi bidang studi. Jelasnya bahwa diagnostik sangat bermanfaat bagi guru dalam menelusuri tingkat keberhasilan mengajarnya, dan untuk mendapatkan informasi tentang kelemahan dalam penyampaian pengajarannya itu agar dapat diupayakan perbaikannya. Informasi tentang kelemahan dan kesulitan belajar siswa diperlukan agar siswa dapat mengetahui bagian atau segi apa yang masih belum dikuasainya dan mengapa bagian atau segi itu belum dikuasainya. Dengan demikian, siswa dapat mengupayakan alat bantu atau cara untuk memperbaiki kelemahannya atau mencari jalan pemecahan kesulitan belajarnya. Siswa dapat mengupayakan bimbingan yang lebih intensif untuk dirinya sendiri menyangkut materi pengajaran yang merupakan prasyarat untuk mempelajari materi selanjutnya dari bidang studi yang sama, atau materi dari bidang studi lainnya yang mempunyai kaitan erat dengan materi tersebut. Upaya-upaya dimaksud dapat berupa pelajaran tambahan, bimbingan individual, atau tugas-tugas PR Pekerjaan Rumah. Sumber * Dikutip dari berbagai sumber
Pembelajaran aktif active learning adalah metode atau strategi belajar yang melibatkan siswa secara langsung dalam berinteraksi, menyelidiki, menyelesaikan masalah dan menyimpulkan pemahaman diri. Melalui pembelajaran aktif, guru akan mengondisikan siswa untuk selalu mengalami pengalaman belajar yang lebih bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dilakukan selama proses aktif dikembangkan dari pernyataan seorang filsuf dari Tiongkok, yaitu Confucius. Pernyataan tersebut adalah "Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya kerjakan, saya pahami". Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti siswa mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang siswa pelajari ke dalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan aktif merupakan usaha untuk memperkuat dan memperlancar respon peserta didik dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran aktif proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan dan tidak menjadi hal yang membosankan. Pada pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring peserta didik ke arah pemaknaan. Peserta didik akan berusaha mengenali isi pelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih berperan sebagai fasilitator daripada pemberi Pembelajaran Aktif Berikut ini definisi dan pengertian pembelajaran aktif active learning dari beberapa sumber buku Menurut Amri 2015, pembelajaran aktif adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar dalam melakukan suatu hal dan memikirkan apa yang sedang mereka lakukan. Pembelajaran aktif itu diturunkan dari dua asumsi dasar, yaitu belajar pada dasarnya adalah proses yang aktif, dan orang yang berbeda, belajar dalam cara yang berbeda pula. Menurut Silberman 2010, pembelajaran aktif adalah kegiatan belajar yang lebih mengajak peserta didik untuk terlibat secara langsung melalui pengalaman nyata daripada konsep atau sekedar teori. Disebut belajar aktif apabila pelajar senang untuk mencari sesuatu yang dapat ditunjukkan dengan menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan. Menurut Suyadi 2013, pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar siswa ataupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Menurut Soegeng 2012, pembelajaran aktif adalah kegiatan-kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam melakukan suatu hal dan memikirkan apa yang sedang siswa Zaini, Munthe dan Aryani 2002, pembelajaran aktif adalah proses belajar dimana siswa mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, berupa hubungan interaktif dengan materi pelajaran sehingga terdorong untuk menyimpulkan pemahaman dari pada hanya sekedar menerima pelajaran yang diberikan. Menurut Warsono dan Hariyanto 2012, pembelajaran aktif adalah metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif mengondisikan siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya selama dan Ciri Pembelajaran Aktif Menurut Suyadi 2013, pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakan dengan pembelajaran lainnya, yaitu sebagai berikut Menekankan pada proses pembelajaran, bukan pada penyampaian materi oleh guru. Proses ini merupakan upaya menanamkan nilai kerja keras kepada siswa. Proses pembelajaran tidak lagi sekedar transfer of knowledge atau transfer ilmu pengetahuan, melainkan lebih kepada transfer of values atau transfer nilai. Nilai yang dimaksud di sini yaitu nilai-nilai karakter secara luas, salah satunya adalah rasa ingin tahu. Siswa tidak boleh pasif, tetapi harus aktif mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Aktif dalam konteks ini merupakan upaya penanaman nilai tanggung jawab, dimana siswa harus mempraktikkan bahkan membuktikan teori yang dipelajari, tidak sekedar pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik berhak menerima materi pelajaran yang dipandang selaras dengan pandangan hidupnya atau menolak materi pelajaran yang tidak sesuai dengan pandangan hidupnya. Pola pembelajaran ini merupakan proses pembentukan sikap secara matang. Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi daripada sekadar menerima teori dan menghafalnya. Umpan balik dan proses dialektika yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang dialogis, secara tidak langsung membentuk karakter siswa yang demokratis, pluralis, menghargai perbedaan pendapat, inklusif, terbuka dan humanitas menurut Effendi 2013, ciri-ciri pembelajaran aktif adalah sebagai berikut Situasi kelas menantang peserta didik melakukan kegiatan belajar secara bebas tapi terkendali. Pendidik tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan rangsangan berpikir kepada peserta didik untuk memecahkan masalah. Pendidik menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi peserta didik,bisa sumber tertulis, sumber manusia, misalnya peserta didik itu sendiri menjelaskan permasalahan kepada peserta didik lainnya, berbagai media yang diperlukan, alat bantu pengajaran, termasuk pendidik sendiri sebagai sumber belajar. Kegiatan belajar peserta didik bervariasi, ada kegiatan yang sifatnya bersama-sama dilakukan oleh semua peserta didik, ada kegiatan belajar yang dilakukan secara kelompok dalam bentuk diskusi dan ada pula kegiatan belajar yang harus dilakukan oleh masing-masing peserta didik secara mandiri. Penetapan kegiatan belajar tersebut diatur oleh guru secara sistematik dan terencana. Pendidik menempatkan diri sebagai pembimbing semua peserta didik yang memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan belajar. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati, tapi sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan peserta tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai peserta didik tapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan keberanian peserta didik mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada pendidik maupun kepada peserta didik lainnya dalam pemecahan masalah senantiasa menghargai pendapat peserta didik terlepas dari benar atau salah. Bahkan pendidik harus mendorong peserta didik agar selalu mengajukan pendapatnya secara Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif pada prinsipnya sama dengan CBSA Cara Belajar Siswa Aktif atau ALIS Active Learning In School. Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran aktif yaituPrinsip melakukan, yang dalam CBSA disebut belajar sambil bekerja, pada dasarnya pembelajaran itu harus membuat peserta didik berbuat sesuatu, bukan tinggal diam, berpangku tangan. Prinsip menggunakan semua alat indra panca indra, bahwa dalam pembelajaran hendaknya mengaktifkan semua alat indra untuk memperoleh informasi atau pengetahuan. Dengan mengerahkan semua indra sejauh mungkin peserta didik akan memperoleh pengetahuan atau informasi yang lebih mengesankan, bukan sekedar hafalan, dan tidak mudah untuk dilupakan. Prinsip eksplorasi lingkungan, bahwa pembelajaran aktif memanfaatkan lingkungan sebagai sarana media atau sumber belajar. Lingkungan itu dapat berupa objek benda-benda, tempat situasi dan kondisi, kejadian atau peristiwa dan ide atau aktivitas pembelajaran yang khas dan hanya terjadi di dalam pembelajaran aktif antara lain yaitu sebagai berikut Pengamatan terhadap beberapa model atau contoh yang memberikan kesempatan pada siswa untuk melihat dan mengetahui. Refleksi yang dilakukan dengan cara mengungkapkan pengalaman kepada teman dan guru potensial mengundang dialog di dalam kelas sehingga memungkinkan muncul pengalaman atau pengetahuan masalah yang disajikan memungkinkan siswa berada di dalam kondisi higher-order melatih siswa untuk menganalisis, menilai, membandingkan, dan memecahkan masalah adalah metode belajar kooperatif dan explanation adalah suatu proses menjelaskan mengenai pemahaman siswa, baik kepada temannya maupun guru memungkinkan terjadinya pemahaman yang lebih kuat. Vicarious learning yang diperoleh pada saat siswa menyaksikan perdebatan mengenai topik Metode Pembelajaran Aktif Terdapat berbagai jenis metode pembelajaran aktif yang dapat digunakan di dalam kelas, antara lain yaitu sebagai berikuta. Think-Pair-Share Pada metode ini siswa diberi pertanyaan atau soal untuk dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit think, kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan jawaban atau pendapatnya dengan teman yang duduk di sebelahnya pair. Setelah itu pengajar dapat menunjuk satu atau lebih siswa untuk menyampaikan pendapatnya atau pertanyaan atau soal itu di depan kelas share. Teknik ini dapat dilakukan setelah menyelesaikan pembahasan satu topik, misalkan setelah 10-20 menit belajar biasa. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan membahas topik berikutnya untuk kemudian dilakukan cara ini kembali setelah topik tersebut selesai Collaborative Learning Groups Kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang dapat bersifat tetap sepanjang semester atau bersifat jangka pendek untuk satu pertemuan. Untuk setiap kelompok dibentuk ketua kelompok dan penulis. Kelompok diberikan tugas untuk dibahas bersama di mana sering kali tugas ini berupa pekerjaan rumah yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Tugas yang diberikan kemudian harus diselesaikan bisa dalam bentuk makalah maupun catatan Student-led Review Session Teknik ini menekankan kepada peran pengajar yang digantikan oleh siswa. Pengajar hanya bertindak sebagai narasumber dan fasilitator. Teknik ini dapat digunakan pada sesi review terhadap materi belajar. Pada bagian pertama dari belajar, kelompok-kelompok kecil siswa diminta untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa yang lain menjawabnya. Kemudian pada bagian kedua kegiatan ini dilakukan untuk seluruh kelas. Proses ini dipimpin oleh siswa dan pengajar lebih berperan untuk mengklarifikasi hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses pembelajaran Active debate debat aktif Strategi ini mendorong pemikiran dan perenungan terutama kalau peserta didik diharapkan mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Debat bisa menjadi satu metode berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau peserta didik diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi ini dapat diterapkan kalau guru hendak menyajikan topik yang menimbulkan pro-kontra dalam mengungkapkan argumentasinya. Banyak kecakapan hidup yang dapat dilatih dengan strategi ini antara lain kemampuan berkomunikasi dan mengomunikasikan gagasannya kepada orang Poster comment mengomentari gambar Strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk memunculkan ide apa yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar tersebut tentu saja berkaitan dengan pencapaian suatu kompetensi dalam pembelajaran. Dengan strategi ini peserta didik diharapkan dapat memberi masukan berupa pendapat/ide yang bervariasi karena setiap pikiran manusia itu berbeda-beda, dengan berbagai macam pendapat dari peserta didik tersebut akan dapat ditarik benang merahnya tentang inti pokok dari materi yang Role Playing atau bermain peran Bermain peran adalah strategi pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role play misalnya memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul di Jigsaw Jigsaw adalah strategi kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerja sama dan tanggung jawab. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dan setiap peserta didik memikul suatu tanggung jawab yang signifikan dalam Reading Guide penuntun bacaan Strategi ini digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan cara membaca suatu teks bacaan buku, majalah, koran dan lain-lain sesuai dengan materi Card Sort menyortir kartu Card Sort adalah strategi yang digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam Concept Mapping peta konsep Suatu cara yang digunakan oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk membuat konsep atau kata-kata kunci dari suatu pokok persoalan sebagai rumusan inti Information Search mencari informasi Information Search adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri, kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang Demonstration demonstrasi Suatu presentasi yang dipersiapkan dengan hati-hati untuk memperlihatkan bagaimana berperilaku atau menggunakan suatu prosedur atau alat. Presentasi dilengkapi dengan penjelasan lisan dan atau alat visual, ilustrasi dan dan Kekurangan Pembelajaran Aktif Setiap metode pembelajaran biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu juga dengan strategi pembelajaran aktif. Menurut Suyadi 2013, kelebihan dan kekurangan pembelajaran aktif antara lain yaitu sebagai berikuta. Kelebihan Kelebihan atau keunggulan strategi pembelajaran aktif adalah Siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, sehingga materi sesulit apapun siswa tidak akan merasa sulit. Aktivitas yang ditimbulkan dalam active learning dapat meningkatkan daya ingat peserta didik, karena gerakan dapat mengikat daya ingat pada memori jangka panjang. Active learning dapat memotivasi siswa lebih maksimal sehingga dapat menghindarkan siswa dari sikap malas, mengantuk, Kekurangan Kekurangan atau kelemahan strategi pembelajaran aktif adalahSuasana gaduh di kelas akibat dari aktivitas yang ditimbulkan oleh active learning justru sering kali dapat mengacaukan suasana pembelajaran. Konsep pembelajaran aktif active learning menyenangkan juga dapat membuat siswa lebih cenderung hanya untuk bermain dan melupakan tugas utamanya untuk PustakaAmri, Sofan. 2015. Implementasi Pembelajaran Aktif dalam Kurikulum 2013. Jakarta Prestasi Melvin L. 2010. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung Nuansa 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung Remaja Ysh. 2012. Pengembangan Sistem Pembelajaran. Semarang IKIP PGRI Semarang H., Munthe, B., Aryani, 2002. Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta CTSD Inastitut Agama Islam Negeri Sunan dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung Remaja M. 2013. Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-Based Learning dalam Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar. Jurnal Pendidikan Islam.
Jakarta Tujuan pembelajaran sangat penting dalam proses belajar-mengajar. Tujuan pembelajaran atau instructional objective adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran merupakan arah yang ingin dituju dari rangkaian aktivitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hal ini biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Wawancara Eksklusif Bank Dunia Antara Karakter Indonesia dan Pendidikan Finlandia Dosen Psikologi UMB Pendidikan Harus Kembangkan Kompetensi dan Karakter Tujuan Pendidikan Nasional Menurut Undang-Undang, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Penyusunan tujuan pembelajaran sangat penting artinya dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Hal ini nantinya akan menjadi acuan dalam menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Rabu 7/10/2020 tentang tujuan Tujuan Pembelajaran Menurut AhliTujuan Pembelajaran FananiPengertian tujuan pembelajaran menurut para ahli dapat dijadikan patokan dalam memahaminya. Seperti yang telah disebutkan Menurut David E. Kapel dan Edward L. Dejnozka, tujuan pembelajaran merupakan sebuah deklarasi yang detail yang dikemukakan dalam sikap dan dimanifestasikan dalam bentuk tulisan agar bisa dicerna dengan baik dan bisa menjadi hasil yang diinginkan. Sedangkan, Henry Ellington 1984 dan Fred Percival menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deklarasi yang jelas dan memperlihatkan penampilan atau skill dari siswa yang bisa diraih dalam aktivitas pembelajaran. Selain itu, Robert F Mager, menyebutkan tujuan pembelajaran merupakan sikap yang akan meraih suatu kompetensi yang telah dicanangkan. Sikap yang dimaksud adalah fakta yang abstrak maupun konkret. Langkah berikutnya tujuan pembelajaran diimplementasikan secara global di tahun 1971 termasuk di Pembelajaran. Credit Tujuan Pembelajaran Penyusunan tujuan pembelajaran sangatlah penting dalam rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Pada tahap ini, kamu akan menentukan tujuan pembelajaran yang menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif. Manfaat Tujuan Pembelajaran Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata 2002 mengidentifikasi 4 empat manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu 1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; 2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; 3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; 4. Memudahkan guru mengadakan penilaian. Komponen Penulisan Tujuan Pembelajaran Terdapat beberapa komponen penting dalam menulis format tujuan pembelajaran. Berikut diantaranya 1. Mengungkapkan sesuatu yang memang harus dilaksanakan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung dan memberikan pemberitahuan berupa apa saja keterampilan atau kemampuan yang harus dikuasainya. 2. Adanya panduan berupa masalah atau hambatan yang bisa muncul saat pembelajaran dilaksanakan 3. Adanya panduan yang jelas tentang parameter rendah dan tinggi suatu tujuan pembelajaran Tujuan PembelajaranIlustrasi siswa/siswi sekolah. Foto IstimewaRanah Kognitif Pada ranah ini tujuan pembelajaran membicarakan tentang aktivitas intelektual yang bermuara dari level pengetahuan hingga ke level atas yaitu evaluasi. Pada ranah kognitif ini terdapat enam level. Berikut urutan level kognitif yang perlu diketahui Level Knowledge Pengetahuan. Siswa dituntut untuk bisa mengingat atau menghafal suatu materi pelajaran. Selain itu siswa akan ditantang untuk bisa menjelaskan kembali pengetahuan yang sudah diterima sebelumnya. Level Comprehension Pemahaman. Siswa diharuskan untuk bisa melakukan tafsiran, mengartikan, menerjemahkan dan menjelaskan dengan cara mereka sendiri mengenai pengetahuan yang sudah pernah diterima sebelumnya. Level Application Penerapan. Menguji keahlian siswa dalam menerapkan pengetahuan untuk tujuan menyelesaikan masalah yang ada dalam soal maupun kehidupan nyata. Level Analysis Analisis. Kemampuan siswa dalam mempraktekan segala pengetahuan yang diraih untuk membuat solusi dari kehidupan sehari hari. Level Synthesis Sintesis. Keahlian siswa untuk bisa menghubungkan dan memadukan berbagai komponen dan aspek dari pengetahuan untuk dijadikan sebuah pengetahuan baru. Level Evaluation Evaluasi. Keahlian siswa untuk menciptakan prediksi atau keputusan dari sebuah persoalan atau pengetahuan yang telah dipunya. Ranah Afektif Sikap dan Perilaku Ranah afektif memiliki hubungan dengan perilaku, minat, penghargaan dan adaptasi mental sosial. Berikut urutan level afektif yang perlu diketahui Kemauan Menerima. Kemauan untuk bisa mengamati suatu fenomena dan mampu menerima secara lapang, seperti kemauan menerima pendapat orang lain. Kemauan Menanggapi. Ketika siswa ikut serta secara aktif dalam acara tertentu, yang lebih condong pada perilaku inisiatif. Berkeyakinan. Penerimaan siswa terhadap sistem nilai tertentu dalam diri personal masing masing. Penerapan Karya. Pengakuan siswa pada sistem nilai yang bersifat subyektif pada sebuah karya. Contohnya adalah kesadaran pada hak dan kewajiban. Ketekunan dan Ketelitian. Siswa yang telah mempunyai sistem nilai akan bisa berkomitmen tentang apa yang sudah diyakini tentang sistem nilai tersebut. Ini bisa terlihat bila siswa telah bisa berperilaku objektif pada setiap hal. Ranah Psikomotor Pada ranah ini tujuan pembelajaran yang berhubungan dengan skill atau keterampilan yang memiliki karakter konkret, fisik atau motorik. Berikut urutan level psikomotor yang perlu diketahui Persepsi. Hal yang berhubungan dengan cara pemakaian indra saat melaksanakan suatu aktivitas. Kesiapan. Hal yang berkaitan dengan kesanggupan dalam melaksanakan sesuatu hal, seperti kesiapan fisik, pikiran, hingga mental. Mekanisme. Aktivitas yang berhubungan dengan performa respon dalam sebuah habit kebiasaan. Ini bisa dilihat saat seseorang bisa menampilkan performa pada bidang keahlian tertentu yang bersifat spesifik. Respons Terbimbing. Berkaitan dengan cara menduplikasi atau meniru suatu aksi dari orang lain. Dan melakukan aksi tersebut secara identik. Kemahiran. Tingkatan ini berhubungan dengan keterampilan pada kinerja gerakan motorik. Adaptasi. Berkaitan dengan skill yang telah ada dan berkembang pada masing masing personal. Sehingga individu tersebut bisa mentransformasikan setiap gerakan yang ada dengan keadaan atau kondisi tertentu. Originasi. Berhubungan dengan metode untuk membuat gerakan baru yang diadaptasi sesuai pada kondisi tertentu. Itulah beberapa klasifikasi pada tujuan pembelajaran yang harus kamu pahami. Jadi, tujuan pembelajaran ini sangatlah penting untuk pendidikan, dan tidak bisa dibuat secara sembarangan.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan