Salafusshalih.com – Infiltrasi Salafi-Wahhabi di berbagai lini telah sampai pada titik nadir, yang tidak hanya mendestruksi otoritas yang telah mapan, tetapi juga mendestruksi bangsa Indonesia itu sendiri menjadi radikal. Indonesia memang tetap Pancasila dan NKRI, tetapi efek Salafi-Wahhabi, orang Indonesia sudah tak seperti dulu. Warisan moderasi dari Walisongo, sebagai identitas Islam di Bedanya Wahabi selalu berusaha menjauh dari pelbagai urusan politik. Menyamakan HTI dengan Wahabi adalah kesalahan karena ada friksi mendasar di antara keduanya. Abdul Hakim Amir Abdat, salah seorang ulama gerakan Salafi, dalam buku Syarah Aqidah Salaf bahkan menyebut Hizbut Tahrir sebagai Mu'atazilah gaya baru. Penolakan salafi wahabi terhadap majaz digunakan dalam Al-Qur’an mengakibatkan kekacauan dalam pemaknaan Al-Qur’an sebagaimana penjelasan di atas. Allah SWT menjadi sama dengan Komandan Upacara dan Khitab Manusia menggunakan nama binatang. Maka sikap seperti ini menyalahi Ijma’ Ulama yang menjadi arus utama pemahaman ahlussunnah wal Jamaah. "Dalam‬ masalah akidah, Aswaja mengikuti madzhab Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi," katanya, Ahad (31/72016). "Pada saat ini, Ahlussunnah wal Jama’ah dikenal dengan sebutan Asy’ariyyah (para pengikut Imam Abul Hasan al-Asy’ari) dan Maturidiyyah (para pengikut Imam Abu Manshur al-Maturidi)," imbuhnya. Muhammad bin Abdul Wahab, pendiri aliran wahabi membuat suatau rumusan yang diambil dari pemikiran Ibnu Taimiyah. Ia membagi tauhid menjadi tiga. Pertama, Tauhid Rububiyah yang berkenaan dengan pengesaan Allah sebagai Maha Pencipta segala sesuatu dan terlepas dari segala macam pengaruh dan sebab. Kedua, tauhid asma’ was shifat yang Vay Tiền Nhanh Ggads.

apa itu salafi wahabi dan aswaja